- INDIVIDU
Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individuum,yang artinya tak berbagi. Dalam bahasa inggris individu berasal dari kata in dan divided.
Yang artinya tidak berbagi.jadi individu artinya tidak terbagi atau
satu kesatuan. Manusia sebagai makhluk individu memliki unsur jasmani
dan rohani,unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang
dikatakan manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam
dirinya.individu mengandung arti bahwa unnsur yang ada dalam diri
individu tidak terbagi. jadi sebutan individu hanya tepat bagi manusia
yang memiliki keutuhan jasmani dan rohani, keutuhan fisik dan psikisnya,
keutuhan raga dan jiwanya. walaupun secara umum manusia itu memiliki
perangkat fisik yang sama, tetapi jika perhatian kita tunjukan pada
perhatian yang lebih detail, maka akan terdapat perbedaan.perbedaan itu
terletak pada bentuk, ukuran, sifat.seorang individu adalah perpaduan
antara genotif dan fenoti genotid adalah faktor yang di bawa individu
sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan dibawa sejak lahir. berupa
sifat atau karakter kita yang mirip orang tua kita. Kalau seorang
individu memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang di bawa sejak
lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang di
pengaruhi oleh faktor lingkungan (fenotipe).faktor lingkungan
ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang.
Karakteristik khas dari seseorang ini sering kita sebut dengan kepribadian.
Menurut Sumatmadja Nursyd (dalam ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR: Tahun
2005) kepribadian adalah seluruh prilaku indivudu yang merupakan hasil
interaksi antara potensi- potensi biopsikofisikal (fisik dan psikis)
yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang
terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental pskologisnya,
jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Setiap orang memiliki
kepribadian yang membedakan dirinya dengan yang lain, kepribadian
seseorang itu di pengaruhi oleh factor genotype dan fenotipe yang saling
berinteraksi terus-menerus selain individu, kelompok sosial yang lebih
besar seperti keluarga memiliki ciri ,karakteristik, kebiasaan yang
berbeda-beda pula.
- KELUARGA
Keluarga
adalah suatu kelompok yang terdiri dari beberapa individu yang terikat
dengan adanya hubungan perkawinan atau darah. Keluarga yang terdiri dari
Ayah, ibu dan anak biasanya di sebut dengan keluarga inti. Keluarga ini
memiliki fungsi dimana individu-individu itu pada dasarnya dapat
menikmati bantuan utama dari sesamanya,serta keamanan dalam hidupnya.
Selain itu dalam keluarga inti, anak-anak yang masih belum berdaya
mendapat pengasuhan dan pendidikan pertama kali, Mattewatie anna ( dalam
Kuntjraningrat1990 :110) Namun menurut sebagian masyarakat bahwa yang
di sebut keluarga tidak hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak akan
tetapi orang yang hidup serumah bisa saja di sebut keluarga dengan ada
atau tidaknya hubungan darah. Dalam suatu keluarga, apa lagi keluarga
itu tidak terdiri dari ayah-ibu dan anak masih ada orang lain yang hidup
bersama dalam satu rumah, maka dirasa cukup rawan konflik. Ini tentunya
dalam keluarga tersebut ada aturan-aturan tertentu yang harus di
patuhi, namun belum tentu diterima oleh anggota di keluarga inti. Pada
kehidupan keluarga inti terdapat berbagai macam norma atau aturan yang
terkandung di dalamnya. Nilai-nilai itu seperti: keagamaan, sopan santun
(tata karma), sosialisasi, pendidikan, kejujuran dan lainnya.
Ada bebrapa faktor dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, antara lain :
1. Agama adalah
sikap masyarakat atau kelompok manusia terhadap kekuasaan dan kekuatan
mutlak yang dianggap atau diyakini sebagiai suatu yang menentukan atau
berperan menentukan kepentingan nasib sekelompok manusia itu sendiri,
yang kemudian menjadi suatu sistem untuk mengatur antar hubungan antar
manusia dengan Tuhan, dunia gaib, dan antara manusia dan sesama manusia
dengan lingkungan. Dalam kehidupan manusia, khususnya masyarakat
Indonesia agama merupakan salah satu unsur yang sangat penting. Hal itu
terbukti dengan di masukkannya keTuhanan Yang Maha Esa sebagai sila
pertama dalam Pancasila, yang merupakan dasar Negara. Ini menujukan
bahwa masyarakat Indonesia menghargai suasana kehidupan yang bersifat
keagamaan. Dalam pendidikan agama, nilai moral menduduki tempat yang
sangat penting. Artinya pendidikan agama lebih cenderung mementingkan
nilai moral, pentingnya pendididkan agama pada kehidupan masyarakat,
sebab di dalamnya terkandung kejujuran, kebenaran, keadilan, dan
pengabdian. Bagi warga masyarakat yang beragama diharapkan dalam
kehidupannya dapat bertingkah laku secara baik ( bermoral) .Artinya
orang tersebut dapat bertingkah laku sesui dengan nilai-nilai moral yang
berlaku dalam suatu kelompok. Nilai-nilai itu tentunya antara kelompok
satu dengan kelompok lainnya. Pada kehidupan keluarga,orang tua pada
umumnya mengharapkan supaya anaknya tumbuh dan berkembang menjadi orang
yang baik, soleh atau soleha, anak di harapkan tidak terjerumus dalam
perbuatan-perbuatan yang nista, yang dapat merugikan orang lain .
Apabila seseorang menginginkan keluarganya sejahtera, salah satunya
menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan amoral atau tercela dengan
kata lain keluarga tersebut tentunya dapat dengan baik melaksanakan
ibadah agamanya. para orang tua pada umumnya menyadari pentingnya
pendidikan agama pada anak-anak. Hal ini berdasarkan dari pandangan
mereka terhadap agama sebagai pedoman atau tuntunan hidup.menurut mereka
apabila anak tidak mendapatkan pendidikan agama prilaku anak cenderung
sulit dikendalikan. Ini di karenakan anak tidak merasa mampunyai beban
moral, bila melakukan tindakan kurang terpuji.
2,Tata karma.
Tata karma atau sering pula yang disebut sopan santun adalah aturan
yang berlaku dalam kehidupan atau pergaulan dalam masyarakat, yang sudah
berlaku secara turun temurun. Dengan adanya tata krama dan sopan santun
yang baik dalam pergaulan di masyarakat diharapkan akan tercipta suatu
ketenangan dan ketentraman hidup. Di sini orang tua punya peranan yang
sangat penting, orang tua dianggap sebagai tuntunan atau panutan dari
anak-anaknya. Dalam menanamkan nilai-nilai tata krama para orang tua
sering menemui hambatan, antaranya adanya pandangan dari generasi muda,
bahwa nasehat orang tua sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan masa
sekarang. anggapan seperti itu sungguh sangat memprihatinkan, karena
bila nasehat orang tua sudah tidak di dengar atau di perhatikan anak,
anak cenderung lepas kendali, dan bisa berbuat semaunya sendiri. Untuk
mengatasi keadaan ini salah satunya orang tua berusaha menanamkan adab
tata karma sejak anak masih kecil, karena anak masih kecil belum
terpengaruh sehingga lebih mudah untuk di arahkan ke prilaku yamg
positif.
3, Perlindungan.Dalam
kehidupan di masyarakat, keluarga merupakan tempat berlindung yang
pertam kali dan paling penting bagi anggotanya. secara sosial budaya
keluarga sebagai pelindung pertama bagi anak-anaknya. Anak selalu
dididik, diarahkan dan dilindungi dari pengaruh linkungan khususnya yang
negative bagi perkembangan jiwanya. semetara secara fisik keluarga
berusaha melindungi atau menghindarkan anak-anak dari serangan penyakit
yang dapat mengakibatkan terganggunya perkembangan fisik atau bahkan
merenggut jiwanya. Perlindungan non fisik bagi perkembangan anak menurut
sebagian besar masyarakat memang diperlukan.hal ini dikarenakan jika
tidak dibekali dari awal tentang masalah-masalah sosial yang nantinya di
hadapi dalam pergaulan di masyarakat, mereka khawatir anaknya cenderung
terpengaruh perilaku yang negative. Perlindunga bagi anak-anak sangat
penting dalam kehidupan suatu keluarga, dalam satu kehidupan harus ada
keterbukaan supaya anak mempunyai keberanian meminta atau mengemukakan
masalah yang sedang di hadapinya. Dengan adanya keterbukaan, maka anak
akan merasa di lindungi. Anak merasa keluarga sebagai tempat berlindung
yang pertama. Anak merasa terayomi oleh keluarga, khususnya orang tua.
Kalau perlindungan yang dicari tidak dapat diperoleh dalam keluarga,
anak akan mencari perlindungan yang lain di luar keluarganya. Jika hal
itu terjadi, orang tua akan mengalami kesulitan untuk mengontrol
perilaku anak terutama disaat di luar rumah. Untuk itu kalau bisa anak
sejak dini mulai diperkenalkan dengan nilai yang kiranya dapat
melindungi dari perbuatan tercela atau perilaku yang tidak sesuai dengan
norma-norma yang berlaku di masyarakat supaya bisa terhindar dari
hal-hal yang negative,orang tua dituntut mampu memberikan perhatian
kepada anak dan juga mampu menjadi figur yang diteladani oleh
anak.Keluarga juga sebagai pelindung terhadap perkembangan fisik
anak-anak. Pekembangan fisik yang dimaksud dalam kontek ini adalah
tentang kesehatan bagi anggota keluarganya.
4,Keharmonisan.Hormonis
samadengan selaras atau serasi. Jadi yang dimaksud dalam kontek ini
adalah keselarasan atau keserasian hubungan antar individu didalam satu
keluarga yang terdiri dari beberapa individu. Oleh karena hubungan
selaras yang disebut harmonis ini merupakan suatu cita-cita setiap orang
dalam mengarungi kehidupan berumah tangga. Namun demikian untuk
mencapai nilai ideal seperti diatas kiranya tidaklah mudah. Sebab
bagaimanapun dalam kehidupan keluarga tidak akan lepas sama sekali dari
permasalahan atau konflik. Hanya saja tinggal bagaimana keadaan konflik
tersebut, apakah hanya temporer dan mampu diatasi atau sering bahkan
menjurus ke perpecahan.
Menurut
Anna Mattewatie (Dalam matindas 1997:6) “ konflik dalam sebuah keluarga
sangat diperlukan.Sebab melalui konflik setiap pihak akan belajar
mengenali individu secara lebih mendalam. Meski begitu tidaklah semua
konflik yang ditampilkan lewat berbagai reaksi perilaku itu bermanfaat
bagi kehidupan keluarga.”
Dalam kehidupan keluarga, nilai keharmonisan memang sangat perlu untuk selalu di junjung tinggi. Konflik dalam keluarga dianggap wajar, asal tidak berlebihan dan dapat cepat diatasi.
Menurut anna mattewatie (dalam Sumbung 1993:9) “keharmonisan atau kasih sayang mempuyai fungsi sebagai suatu perwujudan bahwa hakikatnya manusia haruslah saling mencintai dan mengasihi sesama anggota keluarga. Untuk itu setiap anggota keluarga diharapkan mampu melakukan komunikasi dan mau menghargai serta saling pengertian”.
Yang lebih penting adalah kedekatan hubungan orang tua dengan anak yang dibutuhkan anak bukan pemenuhan materi, namun pemenuhan perhatian, kasih sayang yang diberikan orang tua kepada dirinya.keluarga yang harmonis memang merupakan keluarga yang ideal dan dicita-citakan oleh setiap orang yang akan atau baru melangkah kejenjang perkawinan.
Dalam kehidupan keluarga, nilai keharmonisan memang sangat perlu untuk selalu di junjung tinggi. Konflik dalam keluarga dianggap wajar, asal tidak berlebihan dan dapat cepat diatasi.
Menurut anna mattewatie (dalam Sumbung 1993:9) “keharmonisan atau kasih sayang mempuyai fungsi sebagai suatu perwujudan bahwa hakikatnya manusia haruslah saling mencintai dan mengasihi sesama anggota keluarga. Untuk itu setiap anggota keluarga diharapkan mampu melakukan komunikasi dan mau menghargai serta saling pengertian”.
Yang lebih penting adalah kedekatan hubungan orang tua dengan anak yang dibutuhkan anak bukan pemenuhan materi, namun pemenuhan perhatian, kasih sayang yang diberikan orang tua kepada dirinya.keluarga yang harmonis memang merupakan keluarga yang ideal dan dicita-citakan oleh setiap orang yang akan atau baru melangkah kejenjang perkawinan.
5. Reproduksi,
Mempunyai anak merupakan dambaan dan prestise setiap orang yang sudah
berkeluarga. Baik orang yang tinggal di desa maupun di kota bila sudah
berkeluarga anak selalu di tunggu kehadirannya. Dengan demikian tujuan
utama orang ingin mempunyai anak adaalah alasan emosional. Banyak orang
mengganggap kehadiran anak akan menambah (memberi) suasana hangat dalam
suatu keluarga.suasana kehangatan tersebut mengakibatkan keadaan terasa
damai dan tentram.selain itu masyarakat juga beranggapan ,anak merupakan
jaminan bagi hari tua mereka Namun mungkin juga orang merasa lebih
yakin akan dirinya, jika banyak orang di sekelilingnya dapat membatu
dalam melaksanakan segala kegiatan. Kecuali itu ada alasan lain pada
segi ekonomi, yakni mungkin untuk melibatkan sebayak mungkin anggota
keluarga dalam berbagai aktivitas dalam rangka mencukupi kebutuhan
hidup. Apa yang dikemukakan di atas seperti mempunyai anak dalam jumlah
yang banyak, pada saat ini rupanya sudah mulai di tinggalkan. Selain
adanya anjuran pemerintah agar pasagan usia subur (PUS) megikuti program
keluarga berencana ( KB),ada beberapa alas an mengapa mereka
menghendaki keluarga kecil yaitu hanya dua atau tiga anak saja.memang
pada masa dulu banyak anak dapat meningkatkan gengsi, tetapi sekarang
zamannya sudah terbalik. Dengan alasan-alasan tertentu orang tidak lagi
mengiginkan anak banyak. untuk membatasi jumlah anak dalam satu
keluarga, maka banyak pasangan suami istri yang mengikuti program KB.
Anak merupakan karunia atau titipan tuhan yang diberikan kepada manusia
(orang tua). Dengan demikian kehadiran anak di tengah keluarga tentunya
harus disyukuri. Oleh karena merupakan titipan, maka kita harus menjaga
dan merawatnya sebaik mungkin, harus bertanggung jawab atas
keselamatannya baik di dunia maupun di akhirat.
6. Sosialisasi dan pendidikan,
sosialisasi dan pendidikan ini menjadi fungsi yang sangat penting,
sebab dengan jumlah anak yang sedikit saja dalam masa reproduksi,
anak-anak di persiapkan menjadi generasi yang lebih baik dari generasi
yang sebelumnya. Di dalam keluarganyalah anak mendapat pendidikan dari
orang lain, mulai mengenal orang lain. Jadi proses sosialisasi anak di
mulai dari dalam lingkup keluarga terlebih dahulu. Ini dikarenakan
manusia tidaklah seperti binatang yang hidup tanpa batuan yang lain
.Menurut soekanto manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan manusia lain
mesti sering kali terdengar orang berupaya untuk hidup menyendiri, namun
pada akhirnya mereka pun akan kembali pada kelompok atau
keluarganya.andai kata manusia dapat hidup sendiri itu hanya sementara
waktu. Hal itu menujukan bahwa sosialisasi dan pendidikan memang sangat
penting bagi seseorang. Dengan demikian proses sosialisasi terhadap anak
mempunyai fungsi untuk mengarahkan supaya anak tersebut nantinya mampu
menuju kearah kedewasaan lahir maupun batin dan mampu pula bersikap
mandiri. Sutarno (dalam anna mattewatie). Pendidikan selain digunakan
sebagai sarana mencari lapangan kerja, juga dapat berfungsi sebagai
modal pergaulan Dalam kehidupan di masyarakat, serta melatih anak agar
lebih bertanggunag jawab atau lebih mampu mandiri.Guna menambah
pengetahuan anak di luar pendidikan formalnya orang tua banyak yang
berusaha mengarahkan anaknya kependidikan les. Alasannya adalah untuk
menambah pengetahuan supaya anak lebih berprestasi. Dengan demikian
orangtua berharap anak akan mudah mencari pendidikan lanjutan. Oleh
karena itu bila anak tidak diikutkan pendidikan di luar jam sekolah,
maka dianggap kurang bisa bersaing dan nantinya mendapat kesulitan
mencari sekolah lanjutan yang lebih berkualitas. Selain pendidikan di
luar jam sekolah, bekal keterampilan juga di berikan orang tua kepada
anak.Bekal keterampilan ini dimaksudkan guna mengantisipasi masa depan
anak.Hal ini melihat kenyataan dewasa ini persaingan mencari kerja
semakin tinggi.Untuk itu orang tua menjaga kemungkinan –kemungkinan yang
nkurang di harapkan.
Menurut HP Mulyono (dalam anna mattewatie).Bahwa tujuan membekali keterampilan kepada anak sebagai antisipasi apabila anak tidak mendapat pekerjaan atau pekerjaan yang di dapat belum sesuai dengan tingkat pendidikannya, maka sang anak dapat diharapkan menciptakan lapangan kerja sendiri sesuai bakat dan keterampilannya.Disini orang tua merasa puas, Karena anaknya bisa mentas, mampu mencari penghasilan walaupun tidak harus menjadi pegawai, namun disektor lain.
Menurut HP Mulyono (dalam anna mattewatie).Bahwa tujuan membekali keterampilan kepada anak sebagai antisipasi apabila anak tidak mendapat pekerjaan atau pekerjaan yang di dapat belum sesuai dengan tingkat pendidikannya, maka sang anak dapat diharapkan menciptakan lapangan kerja sendiri sesuai bakat dan keterampilannya.Disini orang tua merasa puas, Karena anaknya bisa mentas, mampu mencari penghasilan walaupun tidak harus menjadi pegawai, namun disektor lain.
Nilai –nilai budaya Dalam keluarga sejahtera
Di
dalam sebuah masyarakat yang pernah di kenal, hampir semua orang hidup
terikat dalam jaringan kewajiban dan hak keluarga yang disebut hubungan
peran (rule relation). Seseorang disadarkan akan adanya hubungan peran
tersebut, karena proses sosialisasi yang sudah berlangsung sejak masa
anak-anak, yaitu suatu proses dimana dia belajar mengetahui apa yang
dikehendaki oleh aggota keluarga lain, yang akhirnya menimbulkan
kesadaran tentang kebenaran yang dikehendaki. Karya etika dan moral yang
tertua, menerangkan bahwa masyarakat kehilangan kekuatan jika
anggotanya gagal dalam melaksanakan tanggung jawab keluarganya.
Confusius umpamanya berpendapat, bahwa kebahagiaan dan kemakmuran akan
tetap ada dalam msayarakat jika semua orang bertindak “benar”
sebagai anggota keluarga dan menyadari bahwa orang harus mentaati
kewajibannya sebagai anggota masyarakat.( William, 1985;1). Kedudukan
utama setiap keluarga ialah fungsi perantara pada masyarakat.sebagai
hubungan pribadi dengan sturktur social yang lebih besar. Suatu
masyarakat tidak akan bertahan jika kebutuhannya yang bermacam-macam
tidak dapat dipenuhi, seperti umpamanya produksi atau makanan. Oleh
karena keluarga itu sendiri terdiri dari pribadi-pribadi, tetapi
merupakan bagian dari jaringan social yang lebih besar.Oleh sebab itu
seseorang selalu dalam pengawasansaudara-saudaranya.yang merasa bebas
untuk mengkritik, menyarankan ,memerintah, membujuk, merayu, memuji,
bahkan mengancam agar orang itu melakukan kewajiban yang telah di
bebankannya.( William,1985;4). Keluarga mempunyai beberapa ciri yang
mempermudah proses sosialisasi. Keluarga dapat bertahan lama karena
secara biologis manusia mempunyai hidup yang lebih panjang dibandingkan
dengan makhluk lain, serta adanya ikatan-ikatan antar anggotanya. Hal
demikian memberikan kesempatan luas untuk meneruskan tradisi kebudayaan
kepada anak-anaknya. Hubungan keluarga (khusus nya ibu dan anak) secara
emosional sangat erat, ini tentunya mempermudah proses pedidikan
(sosialisasi). Selain itu adanya pola kekuasaan jiga memberikan kekuatan
pada apa yang dipelajari,yaitu kekuasaan dan kekuatan yang lebih besar
dimiliki oleh orang tuamembut peljaran yang diberikan lebih berkenan
bagi anal-anaknya,(William, 1985:37). Namun demikian dimasa sekarang
dimana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesatnya,
mengakibatkan aktivitas manusia semakin meningkat. Jumlah penduduk yang
terus bertambah da biaya hidup yang semakin meningkat pula, dibarengi
dengan tingkat persaingan mencari kesempatan kerja semakin ketat. Hal
ini mendorong orang untuk meklakukan efisiensi, termasuk didalam
membemtuk keluarga dengan jumlah anggota yang tidak terlalu banyak (
keluarga kecil).
0 comments:
Post a Comment