Siapa
bilang mahasiswa itu cuma bisa demo? Tahunya kampus, perpus, kos-kosan,
pacaran atau kalau nggak ya nongkrong di mall. Minta uang bulanan sama
ortu menjadi pekerjaannya. Kegiatannya sehari-hari belajar, belajar dan
terus belajar guna mengejar Indeks Prestasi Komulatif (IPK)? Kini
anggapan itu tidak sepenuhnya berlaku. Terlebih bagi mereka para
mahasiswa yang berjiwa entrepreneurship. Mahasiswa-mahasiswa kategori
ini (entrepreneurship) tidak hanya mengejar IPK dalam artian Indeks
Prestasi Komulatif. Namun mereka juga telah mampu memiliki IPK dalam
artian Indeks Pendapatan Komulatif. Alias pendapatan pribadi hasil kerja
keras sendiri. Wow, mari beri applause! Hehehe…
Dulu
mungkin masih banyak orang yang meremehkan mahasiswa dari segi
ekonominya. Misalkan saja saat seorang mahasiswa cowok apel di rumah
ceweknya. Biasanya ortu si cewek bakalan nanya: “Maz udah kerja dimana?”. Nah kalau kalian jawab “maaf om/tante saya masih kuliah kok”. Kemungkinan ortu si cewek kalau nggak nyuruh masuk anaknya, ya si cowok yang bakalan diusir sambil bilang “Belajar aja dulu yang rajin sono maz, biar cepet lulus”. Kalau udah lulus dan dapet kerjaan baru ngapelin anak saya lagi”. Gubrakkk…! Tapi itu dulu kok, dulu banget…nget… Saya pun dapet kisahnya dari ortu :)
Beda sama
zaman sekarang. Yang mana konon katanya sudah era emansipasi mahasiswa.
Hehehe… Tapi bagi kalian para mahasiswa yang tetep ngotot ingin “status
sudah bekerja” saat ngapelin pacarnya kini banyak caranya kok. Jadi saat
acara ngapel di rumah sang pacar kan nggak malu-malu lagi tuh.
Berstatus sebagai tukang bakso nampak lebih keren ketimbang mesti ngaku
sebagai mahasiswa pengangguran. Betul? Upz, tapi jangan keras-keras
bacanya ya :)
Berikut beberapa cara menjadi kaya dengan memiliki IPK (Indeks Pendapatan Komulatif) sejak masih mahasiswa:
Pertama, kerja part time.
Yaitu bekerja paruh waktu yang waktunya bisa disesuaikan dengan
kegiatan perkuliahan. Ada banyak sekali contohnya. Semisal, jaga warnet,
jaga rental komputer, jaga game center, jaga toko/mini market, dan
seterusnya. Kedua, jualan pulsa, syukur-syukur bisa buka counter
sekalian. Model bisnis jualan pulsa kini memang semakin menjamur. Namun
yang membutuhkannya juga semakin banyak. Jadi mesti mampu bersaing dan
memiliki nilai lebih. Ketiga, jual jasa. Misal pengetikan, jasa angkut,
potong rambut, cleaning service, even organizer, penerjemah, dan
seterusnya.
Keempat,
bimbingan belajar, les privat, atau kursus. Kalau kamu mahasiswa yang
memiliki ketrampilan khusus yang bisa dibagi dan mampu mengajar, apa
salahnya dicoba. Keenam, jual ketrampilan. Ini mirip-mirip sih dengan
jual jasa. Misalkan saja kamu mahasiswa yang suka ngotak-atik mesin,
barang-barang elektronik, komputer ataupun HP. Bisa tuh buka layanan
service barang elektronik atau magang di bengkel. Tapi inget, bisa
bongkar mesti bisa masang kembali ya. Hehehe… Ketujuh, jadi penulis. Nih
pekerjaan yang bisa dibilang gampang-gampang susah. Namun kalau sudah
dijalanin dan menghasilkan uang dijamin bakalan ketagihan. Misalkan saja
honor menulis di koran lokal bisa berkisar antara 100rb-300rb per
tulisan yang dimuat. Tergantung medianya dan kualitas atau jenis tulisan
yang dimuat (cerpen, opini, puisi, resensi, dst).
Kedelapan,
buka usaha kuliner ataupun cemilan. Seperti halnya gerai makanan khas
daerah, outlite cemilan unik, warung makan unik & klasik, aneka
jajanan khas berbau tradisional, dst. Terbukti kok banyak pengusaha muda
Indonesia yang sukses lewat jalan bisnis kuliner, seperti halnya
pendiri usaha Tela-Tela. Kesembilan, buka usaha foto copy, percetakan
& desain grafis. Terbukti, kesuksesan mas Saptuari lewat bisnis
Kedai Digital dan Jogist-nya. Tapi untuk dua bisnis ini memang
membutuhkan modal dan keberanian yang ekstra.
Itulah
beberapa peluang usaha yang bisa dijalankan oleh mahasiswa untuk
memiliki Indeks Pendapatan Komulatif sendiri tanpa bergantung kepada
kiriman orang tua. Di samping tentunya masih banyak lagi peluang-peluang
lainnya yang bisa dikerjakan tanpa mengganggu Indeks Prestasi
Komulatif. Misalkan saja aneka produk kreatif dan inovatif buah karya
mahasiswa. Ternyata menjadi kaya sejak mahasiswa dengan memiliki Indeks
Pendapatan Komulatif itu tidak mustahil. Bahkan mudah bagi mereka yang
berjiwa kreatif dan entrepreneurship. Siapa tahu wisuda nanti bisa
meraih dua IPK sekaligus. Pertama Indeks Prestasi Komulatif “Camlaude”. Dan kedua Indeks Pendapatan Komulatif MM, “Milyarder Muda”. Ayo siapa berani mencoba?
0 comments:
Post a Comment